
NUSANEWS - Gempa yang terjadi di Palu Sulawesi Tengah dengan kekuatan 7,4 SR disusul dengan tsunami membuat keluarga Herman Mardan mengungsi.
Sebelumnya mantan tim medis PSM Makassar ini menyaksikan istri dan anaknya tertimbun reruntuhan rumahnya. Beruntung masih selamat karena tertahan oleh sofa kursi rumahnya.
Herman sendiri saat ini mengungsi di Lapangan Palu, ia saat ini mengaku sama sekali belum menerima bantuan apapun. Bahkan dirinya hanya bisa bertahan dengan warga lainnya dengan air dan makanan seadanya. Ratusan warga dilokasi tersebut berkumpul dilapangan karena masih trauma gempa.
Pegawai kesehatan asal Makassar ini kepada KabarMakassar.com menceritakan kronologis bagaimana gempa berkuatan 7.4 SR itu menghancurkan semua bangunan-bangunan yang ada disana.
"Gempa saat itu datang pas sementara azan shalat magrib sy masih dari perjalan. Rumah roboh, jalan terbongkar motor saya tinggalkan, anak istri saya dapat sudah tertimbun reruntuhan rumah. Dan beruntung anak istri saya selamat saat ituüjar Herman.
Kepada KabarMakassar.com alumni Akademi Fisioteraphy (Akfis) Makassar ini mengaku kuasa Tuhan menyelamatkan keluarganya. "Allah masih menolong saya melalui sebuah kursi sofa yang menahan runtuhan beton, anak saya berumur 12 tahun dan 1 tahun 8 bulan, sedangkan anak kedua saya berumur 7 tahun lari ke mesjid. Alhamdulillah kami semua selamat."ujarnya.
Saat ini korban dan keluarga sedang berada di tempat pengungsian karena rumah mereka sudah rata dengan tanah. Herman mengakui sampai saat ini bantuan belum sampai di tempat pengungsiannya di BTN Korpri, Kawatuna Kencana, Palu Selatan. Ia pun berharap bantuan segera datang.
SUMBER