
NUSANEWS - Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Jakarta Haikal Hassan Baras turut mengkritisi hasil riset Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) yang menyebut bahwa 41 masjid di lingkungan pemerintahan telah terpapar paham radikal. Dia menyebut riset tersebut tidak matang namun telah dipublikasikan.
“Ini masalahnya belum mateng. Kenapa dijual ke BIN, bukan dalam artian duit ye, tapi disampaikan ke publik untuk digoreng. (Ini) bukan riset yang ilmiah,” kata Haikal Hassan dalam forum Indonesia Lawyers Club pada Selasa malam (27/11/2018).
“Ini membuat kita terbuka bahwa pemahaman kita tentang radikal selama ini salah. Kita harus mengakui itu,” imbuhnya.
Dia pun kemudian mengkritisi pemaparan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Muhammad Guntur Romli dalam forum ILC yang menyebut adanya hubungan antara radikalisme di Indonesia dengan radikalisme di negara lain seperti Suriah. Haikal Hassan pun dengan tegas membantah hal tersebut.
“Kami menentang. Kalo ternyata ada yang setuju, itu oknum. Jangan karena satu titik kemudian memberikan kesimpulan yang besar. Itu benar-benar menurunkan kecerdasan kita. Jadi gak usah lebay,” ujar Haikal.
“Yang lebay itu seharusnya BIN pemerintah, dengan mengatakan bahwa membawa golok ke bandara itu radikal. Gak ada di negara manapun, bawa golok ke bandara. Itu radikal sekali mustinya. Mengusir orang yang mau menyampaikan pendapat di negara demokrasi Pancasila, itu radikal sekali,” tandasnya.
SUMBER