DEMOKRASI.CO.ID - Polisi mengabulkan permohonan penangguhan penahanan terhadap pekerja seks komersial (PSK) berinisial NN (26) yang sebelumnya digerebek anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, permohonan penangguhan diajukan oleh kuasa hukum NN.
Ia mengatakan, penangguhan penahanan terhadap NN dikabulkan dengan beberapa pertimbangan.
Meski dikeluarkan dari tahanan kepolisian, NN tetap menjalani proses hukum.
“Proses hukumnya tetap berjalan. Ia mungkin akan dikenakan wajib lapor,” kata Bayu.
Politisi Gerindra, Iwan Sumule mengatakan, penggerebakan NN di salah satu hotel di Padang harus menjadi pelajaran.
“Terbukti. Polisi lepaskan NN. Semoga jadi pelajaran. Tugas Ang. @DPR_RI itu utk laksanakan mandat rakyat, sejahterakan rakyat, bukan ambil alih tugas satpol PP,” kata Iwan di akun Twitternya, Sabtu (8/2).
“NN korban penjebakan, juga korban negara yg tak mampu sejahterakan rakyatnya. Iya gak sih?,” tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan permohonan maaf atas penggerebekan PSK yang dilakukan Andre Rosiade.
“DPP Partai Gerindra juga menyampaikan prihatin, meminta maaf kepada masyarakat apabila kemudian membuat situasi menjadi tidak kondusif,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (7/2).
Wakil Ketua DPR itu menerangkan DPP Partai Gerindra telah mengirimkan tim ke Sumatra Barat untuk menelusuri lebih jauh kabar dugaan penjebakan PSK yang dilakukan oleh Andre.
Menurutnya, berdasarkan informasi awal yang diterima, Andre tidak berada di dalam kamar saat peristiwa penggerebekan terjadi.
“Minggu depan Andre akan dimintakan keterangan di Majelis Kehormatan Partai dan DPP Partai Gerindra untuk melakukan klarifikasi terhadap apa yang sudah kita ketahui beredar di tengah masyarakat,” tandasnya.
Penggerebekan yang dilakukan Andre Rosiade bersama aparat kepolisian menjadi sorotan publik setelah PSK berinisial NN buka-bukaan.
NN mengaku kecewa lantaran ‘dipakai’ dulu sebelum digerebek. Padahal, penggerebekan itu direncanakan.
