DEMOKRASI.CO.ID - Facebook terus bersihkan konten mereka dari berbagai konten negatif. Hal itu dimaksudkan untuk menjadikannya sebagai media sosial bertanggung jawab terhadap informasi yang dibagikan platformnya.
Hal itu disampaikan Ruben Hattari selaku Kepala Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia dalam Diskusi Virtual Facebook Summit Indonesia, Selasa (10/11/2020). Menurutnya, kebijakan penyaringan konten ini sudah menjadi kewajiban Facebook untuk memutus rantai informasi yang salah.
“Dalam menyaring informasi tersebut, kami memiliki mesin khusus yang bisa mempelajari apa saja konten yang tak patut dikonsumsi oleh masyarakat,” jelas Ruben, seperti dikutip dari Suara.com.
Ruben menjelaskan, mesin ini bisa bekerja ketika ada salah satu unggahan yang memuat informasi negatif. Ia mencontohkan, ketika ada pengguna mengunggah status yang dicap konten negatif, seperti hoaks Covid-19, ujaran kebencian, perundungan, hingga pelecehan sosial, maka mesin itu akan menurunkan konten tersebut.
“Jadi semakin banyak mesin itu mendeteksi konten negatif, maka semakin banyak juga mesin itu bisa mengurangi konten yang beredar di Facebook. Ini adalah bentuk investasi kami dalam menanggulangi kabar negatif di platform Facebook,” papar Ruben.
Ruben mengaku, mesin ini juga bekerja sama dengan pihak ketiga seperti human review dalam menyaring konten yang tidak sesuai dengan ketentuannya. Dengan adanya mesin ini, Facebook berhasil mengurangi konten negatif hingga 90 persen.
“Yang kita garis bawahi, semua jenis konten yang beredar di Facebook bisa dilaporkan. Oleh karenanya, jangan hanya mengandalkan mesin, tapi kita juga turut berpartisipasi untuk melaporkan apabila ada konten negatif. Dengan begitu, media sosial yang kita gunakan menjadi lebih bersih,” pungkas Ruben.