logo
×

Sabtu, 19 Februari 2022

Kulit Melepuh Usai Divaksin, Seorang Guru SD Dilarikan ke RSUP M Djamil Padang

Kulit Melepuh Usai Divaksin, Seorang Guru SD Dilarikan ke RSUP M Djamil Padang

DEMOKRASI.CO.ID - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatera Barat, saat tengah melakukan perawatan terhadap seorang pasien yang mengalami kulit melepuh usai divaksin COVID-19.

Direktur SDM, Pendidikan, dan Umum RSUP M Djamil dr Dovy Djanas mengatakan dari hasil keterangan pihak keluarga, bahwa pasien bernama Febri Yulianti (29) mengalami kondisi kulit melepuh, usai disuntik vaksin COVID-19.

Selain itu dari keluarga juga menceritakan kalau pasien punya alergi sejak delapan tahun lalu. Reaksi alergi itu sering hilang timbul dan sekarang timbul lagi.

"Pasien itu sedang kita tangani. Tadi pasien melakukan kontrol ke poliklinik RSUP M Djamil," katanya, Sabtu 19 Februari 2022.

Kondisi kaki Febri yang melepuh, diduga akibat efek vaksin covid-19 (foto : Farhan Faridho/Haluan Padang)


Dia melanjutkan, sejumlah tim dokter dari penyakit dalam dan khusus alergi melakukan pemeriksaan ulang terhadap Febri. Dengan demikian dapat diberikan justifikasi secara medis, penyakitnya apa dan bagaimana pengobatannya.

"Dari yang kita lihat, penyakit kulit itu tidak mengancam jiwa, tapi di kulitnya ada lesi namanya di kulit yang harus kita pastikan," tegasnya.

Namun soal penyakit yang timbul berkaitan usai pasien menerima vaksin COVID-19, pihaknya belum dapat memastikan.

kondisi tangan Febri yang melepuh


Febri merupakan seorang guru honorer di salah satu SD di Kecamatan Situjuh V Nagari. Dia seorang warga Jorong Subarang Tabek, Nagari Situjuah Banda Dalam, Kecamatan Situjuh V Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota.

Febri mengalami perubahan pada kulitnya usai mendapatkan vaksin pada 11 November 2021 silam di Kantor Wali Nagari. Saat ini Febri dirujuk ke RSUP M Djamil Padang sejak Jumat 18 Februari 2022 kemarin. [kumparan]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: