logo
×

Selasa, 08 Desember 2015

Ini Dia Manuver 'Istana' Terkait Skandal Setnov

Ini Dia Manuver 'Istana' Terkait Skandal Setnov

NBCIndonesia.com - Ulah manuver politisi busuk terkait sidang etik Ketua DPR Setya Novanto di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), telah membuat panik Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.

Pernyataan itu tertulis di akun Twitter Progres 98, ‏@Progres_98. “Ulah manuver politik busuk bikin Presiden Jokowi – JK mulai panik, desak usir Freeport dari Indonesia – #MKDBobrok jika tidak JKW harus mundur!” tulis @Progres_98.

Berdasarkan “temuan” dokumen, Progres 98 menyimpulkan bahwa MKD telah melakukan praktek kolusi dan diskriminasi dalam penanganan kasus Setya Novanto. “Ternyata MKD melakukan praktek kolusi dan diskriminasi dalam penanganan kasus, baru saja kita dapatkan dua dokumen penting tentang keputusan MKD,” kicau @Progres_98.

Namun di sisi lain, Progres 98 juga melihat adanya permainan atau manuver dari pihak Istana. “Jutaan rakyat mulai melihat dengan jelas manuver Jokowi dan tikus-tikus Istana terkait skandal Setya Novanto – #MKDBobrok,” tegas @Progres_98.

Terkait kondisi faktual kasus Setya Novanto, Progres 98 mendorong semua pihak untuk mendesak pemerintahan dan DPR untuk memutuskan kontrak PT Freeport Indonesia. “Fokus pada satu isu: desak Pemerintah dan DPR putuskan kontrak karya dengan Freeport. #MKDBobrok Jangan biarkan tikus-tikus Istana berpesta pora,” seru @Progres_98.

Diberitakan sebelumnya, Sidang ketiga Mahkamah Kehormatan Dewan dengan agenda pemeriksaan terlapor, ketua DPR Setya Novanto berlangsung tertutup. Sidang dipimpin Kahar Muzakkir dari fraksi Golkar.

Di sisi lain, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan bahwa sidang etik Ketua DPR Setya Novanto yang digelar tertutup dapat mengundang kecurigaan publik.

Menurut Pramono, sidang tertutup Setya Novanto di MKD terkait kasus dugaan pencatutan nama Presiden-Wakil Presiden tidak akan mengurangi pengetahuan publik mengenai substansi persoalan.

Ini disebabkan rekaman pembicaraan Setya dan pengusaha Riza Chalid sudah didengar masyarakat.

“Sekarang ini kalau (sidang) diputuskan tertutup secara luas bisa menimbulkan pertanyaan, prasangka, tanda baca yang macam-macam,” kata Pramono seperti dikutip kompas (07/12).(itl)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: