
Nusanews.com - Ribuan pengemudi transportasi berbasis aplikasi internet Gojek telah memadati Kantor Pusat PT Gojek Indonesia di Jalan Kemang Selatan, Jakarta. Para pengemudi menuntut penghapusan sistem performa dalam aplikasi yang dinilai memberatkan mereka.
Pasalnya, sistem performa ini menyengsarakan pengemudi Gojek karena harus meningkatkan performa di atas 50 persen. Jika berada di bawah 50 persen, driver tidak mendapat bonus. Sistem penerapan performa yang diterapkan perusahaan pada versi aplikasi 1.0.5 ini dinilai memberatkan dan kurang transparan.

Dalam sistem performa ini, jika pelanggan membatalkan pesanan, prestasi pengemudi akan turun drastis hingga 30 persen. Sedangkan jika kinerja mereka dinilai bagus dan tidak pernah ada pesanan yang dibatalkan dari pelanggan, performa pengemudi hanya naik 10-15 persen.

Sistem performa yang diterapkan sejak Agustus ini membuat pengemudi kesulitan mencapai target 50 persen. Sebelumnya tidak ada sistem performa ini, bonus ya tetap diberikan tanpa ada persentase performa.

Para pengemudi Gojek menggugat sistem transpotasi berbasis aplikasi yang diklaim CEO GoJek Nadiem Makarim sebagai ekonomi kerakyatan. Dengan adanya sistem kapitalis ini, pengemudi Gojek sengsara dan manajemen kaya raya.

Ribuan driver Go-Jek saat melakukan berkumpul di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (03/10/2016). Massa Go-Jek ini berkumpul untuk bersiap melakukan aksi demonstrasi di kantor Pusat Go-Jek, kemang, Jakarta Selatan. Mereka menuntu penghapusan sistem performa dan rating. (ht)