NUSANEWS - Penangkapan sejumlah tokoh yang diduga merencanakan upaya makar, semata-mata untuk menghindari pembalikan opini di media sosial.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan penangkapan yang dilakukan pada Jumat (2/12/2016) dinihari atau sesaat sebelum digelarnya Aksi Bela Islam III ditujukan agar polisi tidak dituduh menggembosi Aksi 212 itu.
“Diplintir keluar di media sosial. Bapak-bapak paham betul kekuatan media sosial, mohon maaf bagaimana sadisnya media sosial, bisa membalikkan semua. Kalau kita lakukan sehari atau dua hari sebelumnya maka yang terjadi akan di balik seolah penangkapan itu penggembosan massa Aksi Bela Islam,” jelasnya dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/12).
“Itu berbahaya. Oleh karena itu, kita setting penangkapan subuh karena tak ada timing lagi untuk menggulirkan dan mengoreng-goreng membangkitkan massa besar yang akan datang,” lanjutnya.
Dia beralasan melakukan penangkapan itu karena pihaknya tak ingin agenda suci Aksi Bela Islam III yang hanya ingin beribadah dan menuntut penahanan terhadap tersangka kasus peniataan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ternodai.
Tito beralasan aktivis yang ditangkap itu berencana untuk membajak umat Islam di aksi 212 untuk menduduki Gedung MPR/ DPR. Kemudian, mereka akan memaksa MPR untuk menggelar sidang istimewa demi penggulingan pemerintahan yang sah.
“Kami tak ingin mengganggu kesucian ibadah. Ini sekali lagi berhasil tak ada upaya membajak,” tutupnya. (ps)
