logo
×

Sabtu, 21 Januari 2017

Wapres Yakin Trump Tak Segalak Saat Kampanye

Wapres Yakin Trump Tak Segalak Saat Kampanye

IDNUSA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yakin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan melaksanakan ke­bijakan ekonomi seperti yang disampaikannya saat kampanye lalu. Sebab, bila dilakukan bisa menjadi senjata makan tuan.

"Memang kalau dilihat kam­panye Trump itu sangat per­feksionis, sangat nasionalistis, untuk kepentingan Amerika. Iya memang semua presiden harus begitu. Tapi Amerika yang menganut ekonomi liberal, saya yakin apa yang dikampanyekan itu tidak akan mudah diterapkan di Amerika secara 100 persen," ujar JK di kantornya, Jakarta, kemarin.

Misalnya, kata JK, rencana Trump akan mengenakan pajak hingga 45 persen untuk produk China. Menurut JK, jika kebi­jakan dilaksanakan, akan mem­buat harga barang naik sehingga memangkas daya beli.

"Kalau itu dilaksanakan maka masyarakat Amerika-nya sendiri yang akan protes," katanya.

Contoh lainnya diungkapkan JK mengenai kampanye Trump yang akan membangun tembok di Meksiko. JK menilai, kebi­jakan itu juga sulit dilaksanakan karena petani di California berasal dari Meksiko.

Dari terpilihnya Trump, lan­jut JK, yang dikhawatirkan­nya adalah rencana AStidak akan melanjutkan Trans Pacific Partnership (TPP). Sebab, pem­bubaran pakta perdagangan bebas ini secara tidak langsung berimbas ke Indonesia. Salah satunya membuat ekspor bahan baku China akan menurun.

"Maka impor bahan baku di Indonesia juga akan menurun, komoditi akan menurun, per­dagangan dunia akan rusak, dan hampir seluruh dunia akan kena," ingatnya.

Berbeda dengan JK, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah me­mandang Trump bakal mempro­tek AS dari produk luar.

"Memang banyak teori yang memandang dia pragmatis se­bagai pedagang. Kita lihat saja nanti. Tetapi, sepertinya dia akan lebih pro pada produk dalam negeri," katanya.

Fahri menilai, Trump akan pragmatis hanya pada persoalan tertentu saja. Misalnya, ASsedang membutuhkan dana se­gar. Dia memperkirakan Trump bakal berusaha agar Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Re­serve) menaikkan suku bunga acuannya. Karena, dengan ke­bijakan itu, dolar akan pulang kampung dan semakin kuat.

Fahri meminta, pemerintah melakukan antisipasi terhadap dampak kebijakan Negeri Pa­man Sam. Misalnya, kemung­kinan nilai rupiah akan me­lemah terhadap dolar AS.

"Banyak industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku impor. Kita harus melakukan pembenahan sektor industri," pungkasnya. (rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: