
NUSANEWS, JAKARTA - Ketua DPR RI Setya Novanto mengingatkan bangsa Indonesia agar jangan terlena dengan keramahan dan indahnya alam Indonesia kemudian dirusak oleh bahaya narkoba.
“Bangsa Indonesia harus berani menyatakan perang terhadap narkoba,” kata Setya Novanto melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu (2/8).
Menurut Novanto, negara Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa serta pertumbuhan ekonomi yang stabil, menjadi daya tarik bagi mafia narkoba menjadikan Indonesia pasar narkoba. Bahaya narkoba dan Indonesia menjadi pasar narkoba ini, kata dia, harus dilawan.
“Kita harus segera keluar dari kondisi darurat narkoba yang mengkhawatirkan saat ini. Perang terhadap Narkoba harus terus dikobarkan,” katanya.
Sebelumnya, selama dua pekan terakhir, Badan Narkotika Nasional dan Kepolisian Republik Indonesia (BNN dan Polri) berhasil mengamankan sebanyak 1,3 ton sabu dan kemudian 1,2 juta butir pil ekstasi yang diselundupkan ke Indonesia.
Penyelundupan narkoba ke Indonesia, dalam jumlah yang semakin benar serta semakin masif dan sistematis.
“Informasi yang saya dapatkan dari BNN, setidaknya ada 72 jaringan narkoba internasional beroperasi di Indonesia,” katanya.
Menurut Novanto, BNN juga mendapatkan informasi dari National Narcotics Control Commission of China (NC3), jumlah sabu dari China yang masuk ke Indonesia mencapai 250 ton.
Sementara itu, hasil riset Universitas Indonesia, jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 4 juta jiwa atau setara 2,2 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia 10 hingga 59 tahun. Prediksi BNN, setiap tahun para pengguna narkoba di Indonesia menghabiskan Rp72 triliun.
Menurut Novanto, besarnya jumlah uang dalam perputaran narkoba, seharusnya dapat dipakai belanja barang kebutuhan pokok yang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, menurut dia, paling tidak ada 18 orang bandar narkoba yang telah divonis hukuman mati dan dieksekusi.
“Penegakan hukum secara tegas, dapat membuat bandar narkoba di Indonesia menjadi jera,” katanya. (akt)