logo
×

Rabu, 29 Juli 2020

Pengamat: Pembakaran Poster Habib Rizieq Bisa Picu Konflik Horizontal

Pengamat: Pembakaran Poster Habib Rizieq Bisa Picu Konflik Horizontal

DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubaidillah Badrun menanggapi terkait adanya pembakaran poster bergambar Ketua FPI, Habib Rizieq Shihab. Ia menilai pembakaran foto tersebut bisa memicu horizontal sosial atau ketegangan baru di kalangan masyarakat.

Ubaidillah menuturkan jika dilihat dari kecamata politik kemungkinan motif pembakaran foto Habib Rizieq FPI itu ada dua hal.

"Pertama karena marah terhadap sepak terjang sikap politik Habieb Rizieq yang memilih oposisi terhadap pemerintahan saat ini," ujarnya, dikutip dari Pojoksatu.id, Rabu (29/7/2020).

Kedua, motifnya juga bisa sengaja untuk mendorong terjadinya konflik horizontal diantara anak bangsa. Menurutnya, mereka melakukan tindakan itu karena tafsir mereka yang sepihak tentang sepak terjang sikap politik Habieb Rizieq.

"Motif kedua ini berbahaya jika memicu emosi para pendukung Habieb Rizieq. Semoga saja kubu pendukung Habieb Rizieq mampu menahan diri," katanya.

Kendati itu, Ubaidillah meminta kepada semua komponen bangsa untuk menahan diri sehingga tidak terjadi konflik horizontal.

Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video aksi pembakaran poster bergambar Rizieq Shihab. Dalam video, terlihat pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Budie Djarot memberi komando.

Budie mengatakan Rizieq telah mengkhianati negeri dengan tidak menerima kemenangan Joko Widodo di pilpres. Boedi pun menyerukan penolakan terhadap kepulangan Rizieq.

"Jadi silakan saja teman-teman, ini manusia sampah yang tidak boleh ada ada di sini, dan ketika nanti mau pulang kita tolak ramai-ramai," kata Boedi dalam video itu.

Massa aksi pun melempari poster Rizieq dengan kotoran. Lalu mereka berusaha menyobek dan membakarnya. Namun hingga video berakhir, api tak kunjung menyala.[]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: