IDNUSA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr pada saat berkunjung ke Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meyakinkan mahasiswa untuk melanjutkan studi ke negaranya.
"AS merupakan negara yang terbuka dan sangat menjunjung tinggi toleransi dalam beragama. Untuk itu saya meyakinkan para mahasiswa Indonesia bahwa AS akan sangat senang menerima mahasiswa Indonesia," katanya usai memberi kuliah tamu di kampus Unair, Rabu.
Dia mengatakan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Unair untuk memfasilitasi mahasiswa maupun staf Unair yang ingin melanjutkan studi ke AS.
"Saat ini kami juga sudah kerja sama dengan Unair melalui program pertukaran mahasiswa antar-fakultas. Tadi rektor mengatakan sudah ada anggota staf yang sudah datang berkunjung ke Universitas-universitas terbaik di sana," ucapnya.
Dalam kesempatan itu dirinya juga merasa terhormat bisa berkunjung, berbincang dan berdialog bersama para staf serta para mahasiswa Unair.
"Tadi kami juga membahas kolaborasi apa yang bisa dilakukan di masa mendatang. Saya terima kasih juga kepada civitas Unair atas kerja sama yang sudah dilakukan dengan Konsulat Jenderal (Konjen) AS yang ada di Surabaya dan menjadi tuan rumah 'American Corner'," ujarnya. seperti dikutip dari antara
Namun, Sejak Presiden Donald Trump naik dan membuat beberapa kebijakan yang terlihat anti-Islam membuat beberapa mahasiswa berpikir dua kali untuk melanjutkan studinya kesana. Timbul banyak ke khawatiran dalam benak para mahasiswa.
Amerika merupakan satu tempat yang di impikan mahasiswa untuk melanjutkan studinya disana. Mimpi setiap mahasiswa untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, terutama studi ke tempat yang lebih baik.
Donovan menegaskan akan menantikan kerja sama yang lebih baik lagi dengan Unair atau kampus lain di Jawa Timur, khususnya Surabaya di masa mendatang.
Sementara itu, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Zulaica Fajrin mengatakan, setelah mengikuti kuliah tamu tadi, dirinya menjadi yakin untuk suatu saat mencoba melanjutkan studi ke Negeri Paman Sam tersebut.
"Kuliah ini bikin kita tidak takut untuk pertukaran pelajar ke AS. Tadi juga dijelaskan soal toleransi yang yang sangat kuat di masyarakat AS," kata dia.
Dengan penjelasan ini, menurut dia, dirinya dan teman-temannya sudah tidak takut lagi terkait adanya gosip-gosip maupun opini miring terkait kebebasan beragama yang akhir-akhir ini melanda AS sejak dilantikanya Presiden Donald Trump.
"Ada keinginan suatu saat bisa berkuliah di sana, tapi harus berusaha lebih keras lagi," ujarnya. (ar)